Selasa, 12 Oktober 2021

 



UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD”

 

( Penelitian dilakukan di Kelas IV SDN Kalihurip I Kab. Karawang )

 

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

 

 

 

Disusun Oleh :  Mukin, S.Pd.I

NIP                             : 197506172010011011

Tempat Tugas           : SDN KALIHURIP I

 

 


 

 

 

 

 

 

SDN KALIHURIP I

KECAMATAN CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

TAHUN 2013 





OUT  LINE  PTK

JUDUL    :      “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD”

                        ( Penelitian dilakukan di SDN Kalihurip I Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang )

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I  PENDAHULUAN

A.    Judul Penelitian……………………………………………………………1

B.     Bidang Kajian …………………………………………………………….1

C.     Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1

D.    Pembatasan  Masalah……………………………………………....……...6

E.     Pemecahan Masalah ……………………………………………………....6

F.      Tujuan Penelitian………………………………………………………….7

G.    Manfaat Penelitian………………………………………………………...7

 

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD

 

A.    Konsep Dasar Hasil   Belajar PAI…………………………………………9

B.     Konsep Dasar Metode Sosio Drama……………………………………..10

            BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tempat Penelitian …………………………………………………….13

B.     Subjek Penelitian……………………………………………………...13

C.     Data dan Sumber Penelitian ……………………………………………..13

D.    Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….14

E.     Analisis Data ……………………………………………………………….14

F.      Biaya Penelitian…………………………………………………………….14

G.  Personalia Penelitian………………………………………………………..15

            BAB IV PENUTUP………………………………………………………………..16

            DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...17

            LAMPIRAN-LAMPIRAN



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )  dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pai Dengan Materi Kisah Para Nabi Melalui Metode Sosiodrama Di Kelas IV SD ”, tepat pada waktunya.

Penyusunan Proposal PTK ini merupakan usaha maksimal diatas kemampuan dan kondisi yang minimal, karena materi yang terdapat didalamnya hanyalah laporan Penelitian Tindakan Kelas.

Kami berusaha menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya, akan tetapi kami menyadari dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan kami.

Selanjutnya ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1.      Ketua KKG PAI Kab. Karawang beserta seluruh Panitia, sebagai Penyelengggara Workshop.

2.      Para Nara sumber, sebagai Penyaji Workshop.

3.      Para Peserta workshop yang telah memberikan dorongan dan bantuan.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan dunia pendidikan umumnya.

 

Karawang,       Pebruari  2013

               Penulis





BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    JUDUL PENELITIAN

 

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD

      ( Penelitian di SDN Kalihurip I Cikampek Kabupaten Karawang )

 

B.     BIDANG ILMU

 

HUMANIORA

 

C.    LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan salah satu permasalahan dominan yang dihadapi oleh bangsa di dunia dewasa ini, Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga dengan pendidikan suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, sebab pendidikan merupakan suatu proses mencetak generasi-generasi penerus bangsa. Apabila Output dari pendidikan ini gagal, maka sulit dibayangkan bagaimana bangsa itu dapat mencapai kemajuan.

Oleh sebab itu, pemerintah dan LPMP ( Lembaga Pengembangan Mutu Pendidikan ) menetapkan delapan standar nasional pendidikan yakni: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan (PP. No. 19 Tahun 2005). Standar nasional pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas, pada hakekatnya menjadi arah dan tujuan penyelenggaraan pendidikan. Dengan kata lain, standar nasional pendidikan harus menjadi acuan sekaligus kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Sebagaimana yang terkandung di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,  berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Adanya perbedaan intelektual apada anak didik dimana anak didik yang mudah dalam menyerap  pembelajaran tapi ada juga yang sulit dalam memahami dan menyerap pembelajaran yang telah diberikan guru, sesungguhnya keadaan ini sangat menyulitkan guru dalam proses pembelajaran karena anak didik yang memiliki intelektual tinggi akan cepat bosan jika guru lambat ataupun mengulang materi yang sama tetapi jika dilanjutkan ke materi berikutnya pembelajaran tidak dapat dikatakan berhasil karena anak didik yang lambat akan jauh tertinggal, bayangkan jika jumlah anak didik dalam kategori ini merupakan jumlah sebaggian besar. Tentunya pengukuran hasil pembelajaran akan sangat tidak memuaskan.

Pada pembelajaran PAI para siswa cenderung tidak mau mempelajarinya, hal ini dikarenakan pelajaran PAI mereka anggap kurang menarik atau hanya itu-itu saja. Kenyataan yang terjadi pada diri anak didik kita sekarang adalah anak didik akan lebih hapal cerita-cerita sinetron dibandingkan daripada cerita-cerita para Nabi, bahkan mereka akan lebih mengenal nama para artis sinetron dibandingkan dengan nama Para Nabi dan Rasul. Perhatian orang tua pun menjadikan salah satu faktor kurang diminatinya pelajaran PAI dikalangan siswa , hal ini dikarenakan para orang tua masih banyak yang belum mengetahui betapa pentingnya pembelajaran PAI bagi kehidupan para siswa dikemudian kelak.

Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif mewarnai interaksi antara guru dengan peserta didik. Guru sebagai pendidik merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan pengajaran. Pembelajaran yang variatif, kreatif dan inovatif juga diharapkan hadir dalam proses belajar mengajar agar berkurangnya kecenderungan munculnya pembelajaran yang membosankan. Setiap pendidik menginginkan proses pembelajaran yang dapat menciptakan individu-individu baru yang berkembang dalam kemampuan intelektual ( kognitif ), afektif dan psikomotor seperti halnya yang dinyatakan dalam taksonomi Bloom.

Untuk memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat perlu, hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Kedudukan metode dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alat motivasai eksentrik. Motivasi eksentrik menurut Sardiman  ( Djamarah dan Zain, 2006;73 ) adalah ,”motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya motivasi atau perangsang dari luar dan membangkitan keinginan belajar seseorang”.

Proses pembelajaran di kelas pada dasarnya menuntut kemampuan guru dalam mengendalikan kegiatan belajar siswa. Meski tidak setiap kegiatan belajar siswa bergantung pada kehadiran guru, namun terdapat hubungan sebab akibat antara guru mengajar dan murid belajar. Oleh karena itu salah satu tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran adalah merancang dan melaksanakan proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga para peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dapat kita hayati bersama bahwa dalam proses pembelajaran di kelas kita pada umumnya menggunakan bahasa lisan atau metode ceramah saja. Kepiawaian guru dalam bahasa lisan merupakan modal utama yang harus dimiliki sehingga para peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran  dengan mudah, menyenangkan dan mampu menyimak apa yang diucapkan guru, termasuk memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Namun demikian apabila kita hanya menggunakan satu metode saja dalam proses pembelajaran, akan muncul sejumlah persoalan baik yang muncul dari keterbasan guru itu sendiri, sifat dan karakteristik  bahan ajar dan suasana dimana proses pembelajaran sedang berlangsung diantaranya akan menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik. Di dalam proses belajar mengajar dewasa ini, masih banyak guru yang enggan memanfaatkan media yang tersedia. Tetapi terjadi kecenderungan para siswa dibiasakan sekedar mendengarkan apa yang dianjurkan oleh guru, kemudian mencatat, dan kemudian dipaksa menghafalkan di luar kepala, atau sering dikenal dengan istilah duduk, dengar, catat, hafal. Keadaan seperti ini akan menghasilkan sikap verbalisme yang mengakibatkan siswa hanya pasif di dalam proses belajar mengajar.

Selain penggunaan media pemilihan metode pembelajaran juga tidak kalah pentingnya. Kedudukan metode dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (Djamarah dan Zain, 2006:73) adalah, ‘motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya motivasi atau perangsang dari luar dan membangkitkan keinginan belajar seseorang’.

Dalam melakukan pembelajaran guru juga harus memperhatikan orentasi pengajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) dari mengajar ke pembelajaran. Menurut Tarigan (2004: 7.21) dalam pembelajaran, hal yang perlu diperhatikan yaitu : (a) Apakah pengalaman belajar bahasa itu berada dalam lingkaran pengalaman siswa; (b) Apakah pembelajaran bahasa itu sesuai dengan minat siswa; (c) Apakah bahan pembelajaran kegiatan belajar, media, pengajaran, dan teknik pengajaran sesuai dengan lingkungan fisik, sosial, dan budaya siswa; (d) Apakah bahan, tujuan khusus pembelajaran bermanfaat atau sesuai dengan kebutuhan siswa; (e) Apakah bahan pembelajaran dan kegiatan belajar sesuai dengan taraf kemampuan siswa.

Pengajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada anak didik meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak (Listening Skill), keterampilan membaca (Reading Skill), keterampilan berbicara (Speaking Skill), dan keterampilan menulis (Writing Skill).

 

D.    PERUMUSAN MASALAH

Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode sosial drama dapat meningkatkan hasil belajar  siswa  SDN Kalihurip I Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang?

Masalah umum tersebut kemudian diperinci ke dalam beberapa poin sebagai berikut :

1.      Bagaimana penggunaan Metode Sosiodrama dalam meningkatkan hasil belajar PAI  dengan materi Kisah Para Nabi siswa kelas IV SD Negeri Kalihurip I Cikampek ?

2.      Bagaimana peningkatan hasil belajar PAI dengan materi Kisah Para Nabi pada siswa Kelas IV SD Negeri Kalihurip I dengan penggunaan Metode Sosiodrama ?

3.      Bagaimana faktor Pendukung dan Faktor Penghambat penggunaan Metode Sosiodrama terhadap peningkatan hasil belajar  PAI dengan materi Kisah Para Nabi pada siswa  kelas IV SD Negeri  Kalihurip I Cikampek ?

E.           TUJUAN PENELITIAN

Pada dasarnya tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI melalui penerapan keterampilan proses dengan menggunakan metode sosiodrama. Adapun tujuan khususnya adalah yaitu untuk :

1.      Untuk mengetahui cara penggunaan Metode Sosiodrama dalam meningkatkan hasil belajar PAI  dengan materi Kisah Para Nabi siswa kelas IV SD Negeri Kalihurip I Cikampek.

2.      Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PAI dengan materi Kisah Para Nabi pada siswa Kelas IV SD Negeri Kalihurip I dengan penggunaan Metode Sosiodrama.

3.      Untuk mengetahui faktor Pendukung dan Faktor Penghambat penggunaan Metode Sosiodrama terhadap peningkatan hasil belajar  PAI dengan materi Kisah Para Nabi pada siswa  kelas IV SD Negeri  Kalihurip I Cikampek.

 

F.     HIPOTESIS TINDAKAN

 

Diharapkan dengan Penggunaan metode sosiodrama ini dapat menjadikan salah satu alternatife dalam peningkatan hasil belajar siswa, terutama dalam materi pokok Kisah Para Nabi dan Rasul. Karena pada dasarnya kita akui dalam setiap proses belajar mengajar terkadang kita hanya menggunakan  metode itu-itu saja seperti  metode ceramah, tanya jawab, hal ini ternyata akan membuat anak didik kita bosan.

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :

-          Mempersiapkan materi ajar yang akan kita sampaikan pada proses belajar mengajar.

-          Menyusun rancangan penggunaan metode sosiodrama seperti skenario cerita dan cerita yang akan disampaikan.

-          Memilih dan melatih siswa yang akan dijadikan actor dalam penggunaan metode sosiodrama.

-          Mengumpulkan dan menganalisis data.

G.    MANFAAT  PENELITIAN

Kontribusi yang ingin dicapai adalah bertambahnya wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam Pendidikan Agama Islam serta dapat diaplikasi secara praktis di lapangan dan di kelas sebagai salah satu bentuk pembelajaran, dengan demikian temuan ini dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar PAI terutama dalam materi pokok Kisah Para Nabi dan Rasul, sehingga keberhasilannya dapat diukur dengan adanya siswa dapat mengikuti tauladan yang disyari’atkan oleh Para Rasul tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TENTANG UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD

 

A.    Pengertian hasil belajar

Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat dipastikan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut berupa terjadinya perubahan dan peningkatan terhadap beberapa aspek atau kawasan (domain) belajar sebagaimana dijelaskan Latuheru (2002:35), yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Interpretasi terhadap tiga aspek sasaran belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 

a) Aspek Kognitif, yaitu meningkatnya intelektual siswa terhadap informasi dan   pengetahuan terutama menyangkut penguasaan materi pelajaran.

b)  Aspek Afektif, yaitu terwujudnya karakter dan kepribadian siswa lebih baik dari sisi sikap, perasaan, dan emosional.

c) Aspek psikomotor, yaitu meningkatnya kecakapan-kecakapan belajar siswa terhadap satu atau beberapa keterampilan dasar materi pelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecakapan siswa terhadap tiga kecakapan utama, yaitu kecakapan kognitif, kecakapan afektif dan kecakapan psikomotor. Hal ini ditegaskan pula oleh Sudjana (2009:49) yang menyatakan bahwa ketiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotor) tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan satu kesatuan, dan harus dipandang sebagai sasaran hasil belajar. Sedangkan Tirtaraharja dan La Sulo (2005:25) menegaskan pengembangan dan peningkatan ketiganya harus mendapatkan porsi yang seimbang, pengutamaan aspek kognitif dengan mengabaikan aspek afektif hanya akan mencipitakan orang-orang pintar yang tidak berwatak.  

Ketiga kecakapan yang ditingkatkan tersebut selanjutnya terwujud pada apa yang disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir (umumnya dinyatakan dalam bentuk nilai belajar) yang diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang dilakukan guru baik evaluasi harian, tengah semester maupun evaluasi akhir semester. Dimaksudkan untuk mengukur sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan. Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka siswa dapat diklasifikasikan prestasi belajarnya apakah berada pada kategori sangat baik, baik, sedang, cukup, atau kurang sesuai dengan standar penilaian yang digunakan di sekolah atau guru mata pelajaran itu sendiri.

 

B.     Pengertian Metode Sosiodrama

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa yang diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat  menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan maksimal. Oleh karena itu, dalam memilih dan menerapkan metode mengajar guru harus mengutamakan efektivitas dalam melakukan proses pembelajaran maupun memperoleh hasil belajar.

Salah satu tugas guru adalah membentuk anak didik untuk bisa berlaku sebagaimana yang dilakukan oleh orang lain. Berbagai bentuk permainan, cerita-cerita sejarah, biografi, maupun cerita-cerita yang lain dapat membantu anak didik untuk mencapai keterampilan tersebut. Bercerita tentang apa yang dirasakan orang lain terkadang ada manfaatnya. Guru yang telah berhasil menggunakan metode sosiodrama akan beranggapan bahwa metode tersebut lebih baik disbanding dengan metode-metode lain.

Sosio drama disebut juga dengan istilah role playing adalah permainan yang dilakukan oleh anak didik satu situasi. Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan bermain peranan ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam pelajaran sejarah, misalnya guru ingin menggambarkan kisah Nabi Ibrahim AS, ketika beliau terlahir pada zaman Raja yang kejam dan menyembah berhala yaitu Namruzh. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui metode sosiodrma dan bermain peranan. Sebab siswa disamping mengetahui proses perjalannya Nabi Ibrahim AS dari mulai kecil sampai akhirnya diangkat menjadi Nabi dan Rasul, juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang terkandung dalam kisah tersebut.

Istilah sosiodrama (role playing) dalam metode merupakan dua istilah ganda bagi metode pembelajaran sosiodrama maupun metode bermain peran, karena tergolong dalam model pembelajaran simulasi, sehingga di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti. Metode simulasi (Role Playing) adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial (Sudjana, 2009:89). Pada metode sosiodrama (role playing) ini, proses pembelajaran ditekankan pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, baik guru maupun siswa. Kedua istilah ini (role playing dan bermain peran), kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanya, kedua metode tersebut tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya.

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A.    Tempat dan Metode Penelitian

Tempat yang akan dijadikan bahan penelitian, bertempat di SD Negeri Kalihurip I yang beralamat,  Kp. Kamuning Ds. Kalihurip   Kec. Cikampek  Kab. Karawang.

Dan metode yang akan dipakai adalah Metode  Penelitian Kualitatif, karena  tujuannya untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala masalah dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah hasil dari penelitian ini menjadi tolak ukur atas keberhasilan Strategi Guru  terhadap hasil belajar siswa yang kemudian dapat menjadi sampel bagi yang lainnya.

B.     Subjek Penelitian

Subjek yang akan dijadikan penelitian adalah Siswa Kelas IV SD Negeri Kalihurip  I Kecamatan Cikampek Karawang, dengan jumlah keseluruhan  siswa kelas IV yang berada di SD Negeri Kalihurip  I Kecamatan Cikampek Karawang sebanyak 40 siswa.

C.    Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2013 sampai dengan 30 Juli 2013.

D.    Data dan Sumber Data

Sumber data adalah siswa kelas IV SDN Kalihurip I dan tim peneliti. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif berasal dari hasil pengamatan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI melalui metode sosiodrama.

E.     Teknik Pengumpulan Data

Pertama diadakan tes awal untuk mendapatkan data pendukung yang akurat sehingga mempunyai dasar yang kuat untuk melaksanakan penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan segala perangkat yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, seperti pembuatan perangkat pembelajaran, Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa untuk setiap pertemuan, dan beberapa instrumen lain seperti lembar tes, observasi, analisis, pedoman wawancara, catatan lapangan dan menyiapkan scenario cerita yang akan dipraktekan oleh siswa.

F.     Teknik Analisis Data

Data dianalisis berdasarkan perubahan setiap siklus tentang keterampilan siswa dalam membuat kalimat yang runtut. Hasil analisis refleksi pertama, yang berasal dari jurnal dan observasi kelas digunakan sebagai acuan untuk menentukan tahapan siklus berikutnya. Siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan/perubahan tingkah laku maupun kreatifitas dalam hal membuat kalimat.

G.    Biaya Penelitian

     1. Honorarium peneliti                                                            Rp. 300.000,-

      2. Bahan habis pakai                                      

                  a. 2 rim kertas hvs@Rp.30.000                                   Rp.   60.000,-

                  b. Alat tulis                                                                 Rp.   50.000,-

                  c. Fotocopy                                                                 Rp. 100.000,-

                  d. Alat-alat penelitian                                                 Rp. 200.000,-

      3. Konsumsi                                                                            Rp. 150.000,-

          Jumlah total                                                                       Rp. 860.000,-

 

H.     Personalia Penelitian

 

a).  Identitas KBM yang diamati

1. Nama Sekolah                         : SDN Kalihurip I

2. Alamat Sekolah                     : Kamuning, Kalihurip-Cikampek

3. Nama Guru                              : MUKIN

4. Mata Pelajaran                         : Pendidikan Agama

5. Materi                                      : Membuat kalimat tanya

6. Kelas/Semester                        : IV / I

7. Hari/Tanggal                            : Senin , 19 Pebruari 2013

8. Waktu                                      : 70 menit

      b. Identitas Pengamat

            1. Nama                                               : Ely Solichatin

            2. Guru kelas                                       : IV ( Empat )

3. Nama Pengamat  II                         : MARSIH

4. Jabatan                                            : Kepala Sekolah

H.    Rencana Tindakan

Peneliti melakukannya  dalam setiap minggunya sehingga benar-benar diharapkan mampu membimbing mereka secara intensif. Dari setiap pertemuan dibahas materi yang cukup menarik dan menyenangkan, tentunya dengan menggunakan media dan teknologi, sehingga dengan tanpa paksaan mereka akan hadir pada pertemuan berikutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

Kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien adalah memang harapan kita semua, oleh karena itu kita sebagai seorang guru dituntut untuk bisa memanfaatkan segala media dan strategi yang ada agar segala tujuan yang kita harapkan akan tercapai. Bahkan kita mampu mewujudkan apa yang tertuang dalam Undang-undang sebagai Tujuan Pendidikan Nasional.

Selain itu memupuk dan menumbuhkan minat belajar siswa yang pada saat-saat ini sudah mulai pudar, karena mereka malah lebih senang dengan permainan-permainan yang pada dasarnya kurang mendidik.

selanjutnya, proposal PTK ini pasti banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis akan menerima setiap masukan atau arahan dari rekan-rekan pembaca, agar proposal ini dapat lebih baik dari ini.

Semoga proposal PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis bersama rekan-rekan khususnya, umumnya bagi semua pembaca.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006.

Latuheru, John, D, Media Pembelajaran ( Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini ), Ujung Pandang, Badan Penerbit UNM, 2002.

 

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Alge Sindo, 2009.

 

Tarigan, Henry Guntur. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa,Bandung: Penerbit Angkasa, 2004.

 

Tirta Raharja, Umar dan Sulo La Lipu, Pengantar Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2005.