” UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD”
( Penelitian dilakukan di Kelas IV SDN Kalihurip I Kab. Karawang )
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
Disusun
Oleh : Mukin, S.Pd.I
NIP :
197506172010011011
Tempat
Tugas : SDN KALIHURIP I
SDN KALIHURIP I
KECAMATAN
CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG
TAHUN 2013
OUT LINE
PTK
JUDUL
: “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA
NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD”
(
Penelitian dilakukan di SDN Kalihurip I Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang )
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Judul Penelitian……………………………………………………………1
B.
Bidang Kajian …………………………………………………………….1
C.
Latar Belakang
Masalah…………………………………………………..1
D.
Pembatasan Masalah……………………………………………....……...6
E.
Pemecahan
Masalah ……………………………………………………....6
F.
Tujuan Penelitian………………………………………………………….7
G.
Manfaat
Penelitian………………………………………………………...7
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI
MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD
A.
Konsep Dasar
Hasil Belajar PAI…………………………………………9
B. Konsep
Dasar Metode Sosio Drama……………………………………..10
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat
Penelitian …………………………………………………….13
B.
Subjek
Penelitian……………………………………………………...13
C.
Data dan Sumber
Penelitian ……………………………………………..13
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….14
E. Analisis
Data ……………………………………………………………….14
F.
Biaya Penelitian…………………………………………………………….14
G. Personalia Penelitian………………………………………………………..15
BAB
IV PENUTUP………………………………………………………………..16
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………...17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
( PTK ) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pai Dengan
Materi Kisah Para Nabi Melalui Metode Sosiodrama Di Kelas IV SD ”, tepat pada waktunya.
Penyusunan
Proposal PTK ini merupakan usaha maksimal diatas kemampuan dan kondisi yang
minimal, karena materi yang terdapat didalamnya hanyalah laporan Penelitian
Tindakan Kelas.
Kami berusaha menyelesaikan
tugas ini dengan sebaik-baiknya, akan tetapi kami menyadari dalam menyusun
makalah ini masih banyak kekurangan, karena terbatasnya kemampuan dan
pengetahuan kami.
Selanjutnya
ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ketua KKG PAI Kab. Karawang beserta
seluruh Panitia, sebagai Penyelengggara Workshop.
2. Para Nara sumber, sebagai Penyaji
Workshop.
3. Para Peserta workshop yang telah
memberikan dorongan dan bantuan.
Akhir kata penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan dunia pendidikan
umumnya.
Karawang, Pebruari
2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
JUDUL PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI
KELAS IV SD
( Penelitian di SDN Kalihurip I
Cikampek Kabupaten Karawang )
B.
BIDANG ILMU
HUMANIORA
C.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu permasalahan dominan
yang dihadapi oleh bangsa di dunia dewasa ini, Menjadi bangsa yang maju tentu
merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Begitu
pentingnya pendidikan, sehingga dengan pendidikan suatu bangsa dapat diukur
apakah bangsa itu maju atau mundur, sebab pendidikan merupakan suatu proses
mencetak generasi-generasi penerus bangsa. Apabila Output dari pendidikan ini
gagal, maka sulit dibayangkan bagaimana bangsa itu dapat mencapai kemajuan.
Oleh sebab itu, pemerintah dan LPMP ( Lembaga
Pengembangan Mutu Pendidikan ) menetapkan delapan standar nasional pendidikan
yakni: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4)
standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6)
standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian
pendidikan (PP. No. 19 Tahun 2005). Standar nasional pendidikan sebagaimana
dikemukakan di atas, pada hakekatnya menjadi arah dan tujuan penyelenggaraan
pendidikan. Dengan kata lain, standar nasional pendidikan harus menjadi acuan
sekaligus kriteria dalam menetapkan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.
Sebagaimana yang terkandung di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi :
“Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Adanya perbedaan intelektual apada anak didik dimana
anak didik yang mudah dalam menyerap
pembelajaran tapi ada juga yang sulit dalam memahami dan menyerap
pembelajaran yang telah diberikan guru, sesungguhnya keadaan ini sangat
menyulitkan guru dalam proses pembelajaran karena anak didik yang memiliki
intelektual tinggi akan cepat bosan jika guru lambat ataupun mengulang materi
yang sama tetapi jika dilanjutkan ke materi berikutnya pembelajaran tidak dapat
dikatakan berhasil karena anak didik yang lambat akan jauh tertinggal,
bayangkan jika jumlah anak didik dalam kategori ini merupakan jumlah sebaggian
besar. Tentunya pengukuran hasil pembelajaran akan sangat tidak memuaskan.
Pada pembelajaran PAI para siswa cenderung tidak mau
mempelajarinya, hal ini dikarenakan pelajaran PAI mereka anggap kurang menarik
atau hanya itu-itu saja. Kenyataan yang terjadi pada diri anak didik kita
sekarang adalah anak didik akan lebih hapal cerita-cerita sinetron dibandingkan
daripada cerita-cerita para Nabi, bahkan mereka akan lebih mengenal nama para
artis sinetron dibandingkan dengan nama Para Nabi dan Rasul. Perhatian orang
tua pun menjadikan salah satu faktor kurang diminatinya pelajaran PAI
dikalangan siswa , hal ini dikarenakan para orang tua masih banyak yang belum
mengetahui betapa pentingnya pembelajaran PAI bagi kehidupan para siswa
dikemudian kelak.
Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang
bernilai edukatif mewarnai interaksi antara guru dengan peserta didik. Guru
sebagai pendidik merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan pengajaran. Pembelajaran yang
variatif, kreatif dan inovatif juga diharapkan hadir dalam proses belajar
mengajar agar berkurangnya kecenderungan munculnya pembelajaran yang
membosankan. Setiap pendidik menginginkan proses pembelajaran yang dapat menciptakan
individu-individu baru yang berkembang dalam kemampuan intelektual ( kognitif
), afektif dan psikomotor seperti halnya yang dinyatakan dalam taksonomi Bloom.
Untuk memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran,
pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat perlu, hal tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Kedudukan metode dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alat motivasai
eksentrik. Motivasi eksentrik menurut Sardiman ( Djamarah dan Zain, 2006;73 ) adalah
,”motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya motivasi atau
perangsang dari luar dan membangkitan keinginan belajar seseorang”.
Proses pembelajaran di kelas pada dasarnya menuntut
kemampuan guru dalam mengendalikan kegiatan belajar siswa. Meski tidak setiap
kegiatan belajar siswa bergantung pada kehadiran guru, namun terdapat hubungan
sebab akibat antara guru mengajar dan murid belajar. Oleh karena itu salah satu
tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran adalah merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga para peserta didik dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dapat kita hayati bersama bahwa dalam proses
pembelajaran di kelas kita pada umumnya menggunakan bahasa lisan atau metode
ceramah saja. Kepiawaian guru dalam bahasa lisan merupakan modal utama yang
harus dimiliki sehingga para peserta didik dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan mudah, menyenangkan
dan mampu menyimak apa yang diucapkan guru, termasuk memahami nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Namun demikian apabila kita hanya menggunakan satu
metode saja dalam proses pembelajaran, akan muncul sejumlah persoalan baik yang
muncul dari keterbasan guru itu sendiri, sifat dan karakteristik bahan ajar dan suasana dimana proses pembelajaran
sedang berlangsung diantaranya akan menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik. Di dalam proses belajar mengajar dewasa ini, masih banyak
guru yang enggan memanfaatkan media yang tersedia. Tetapi terjadi kecenderungan
para siswa dibiasakan sekedar mendengarkan apa yang dianjurkan oleh guru,
kemudian mencatat, dan kemudian dipaksa menghafalkan di luar kepala, atau
sering dikenal dengan istilah duduk, dengar, catat, hafal. Keadaan seperti ini
akan menghasilkan sikap verbalisme yang mengakibatkan siswa hanya pasif di
dalam proses belajar mengajar.
Selain penggunaan media pemilihan metode
pembelajaran juga tidak kalah pentingnya. Kedudukan metode dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik menurut
Sardiman (Djamarah dan Zain, 2006:73) adalah, ‘motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya motivasi atau perangsang dari luar dan membangkitkan
keinginan belajar seseorang’.
Dalam melakukan pembelajaran guru juga harus
memperhatikan orentasi pengajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) dari mengajar
ke pembelajaran. Menurut Tarigan (2004: 7.21) dalam pembelajaran, hal yang
perlu diperhatikan yaitu : (a) Apakah pengalaman belajar bahasa itu berada
dalam lingkaran pengalaman siswa; (b) Apakah pembelajaran bahasa itu sesuai
dengan minat siswa; (c) Apakah bahan pembelajaran kegiatan belajar, media,
pengajaran, dan teknik pengajaran sesuai dengan lingkungan fisik, sosial, dan
budaya siswa; (d) Apakah bahan, tujuan khusus pembelajaran bermanfaat atau
sesuai dengan kebutuhan siswa; (e) Apakah bahan pembelajaran dan kegiatan
belajar sesuai dengan taraf kemampuan siswa.
Pengajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan
kepada anak didik meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan
menyimak (Listening Skill), keterampilan membaca (Reading Skill),
keterampilan berbicara (Speaking Skill), dan keterampilan menulis (Writing
Skill).
D.
PERUMUSAN
MASALAH
Secara
umum permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode sosial
drama dapat meningkatkan hasil belajar
siswa SDN Kalihurip I Kecamatan
Cikampek Kabupaten Karawang?
Masalah
umum tersebut kemudian diperinci ke dalam beberapa poin sebagai berikut :
1. Bagaimana
penggunaan Metode Sosiodrama dalam meningkatkan hasil belajar PAI dengan materi Kisah Para Nabi siswa kelas IV
SD Negeri Kalihurip I Cikampek ?
2. Bagaimana
peningkatan hasil belajar PAI dengan materi Kisah Para Nabi pada siswa Kelas IV
SD Negeri Kalihurip I dengan penggunaan Metode Sosiodrama ?
3. Bagaimana
faktor Pendukung dan Faktor Penghambat penggunaan Metode Sosiodrama terhadap
peningkatan hasil belajar PAI dengan
materi Kisah Para Nabi pada siswa kelas
IV SD Negeri Kalihurip I Cikampek ?
E.
TUJUAN
PENELITIAN
Pada dasarnya tujuan penelitian ini
dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI
melalui penerapan keterampilan proses dengan menggunakan metode sosiodrama.
Adapun tujuan khususnya adalah yaitu untuk :
1. Untuk
mengetahui cara penggunaan Metode Sosiodrama dalam meningkatkan hasil belajar
PAI dengan materi Kisah Para Nabi siswa kelas
IV SD Negeri Kalihurip I Cikampek.
2. Untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar PAI dengan materi Kisah Para Nabi pada
siswa Kelas IV SD Negeri Kalihurip I dengan penggunaan Metode Sosiodrama.
3. Untuk
mengetahui faktor Pendukung dan Faktor Penghambat penggunaan Metode Sosiodrama
terhadap peningkatan hasil belajar PAI
dengan materi Kisah Para Nabi pada siswa
kelas IV SD Negeri Kalihurip I
Cikampek.
F.
HIPOTESIS TINDAKAN
Diharapkan
dengan Penggunaan metode sosiodrama ini dapat menjadikan salah satu alternatife
dalam peningkatan hasil belajar siswa, terutama dalam materi pokok Kisah Para
Nabi dan Rasul. Karena pada dasarnya kita akui dalam setiap proses belajar
mengajar terkadang kita hanya menggunakan
metode itu-itu saja seperti
metode ceramah, tanya jawab, hal ini ternyata akan membuat anak didik
kita bosan.
Adapun
langkah-langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :
-
Mempersiapkan materi ajar yang
akan kita sampaikan pada proses belajar mengajar.
-
Menyusun rancangan penggunaan metode
sosiodrama seperti skenario cerita dan cerita yang akan disampaikan.
-
Memilih dan melatih siswa yang
akan dijadikan actor dalam penggunaan metode sosiodrama.
-
Mengumpulkan dan menganalisis
data.
G.
MANFAAT
PENELITIAN
Kontribusi yang ingin dicapai adalah bertambahnya
wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam Pendidikan Agama
Islam serta dapat diaplikasi secara praktis di lapangan dan di kelas sebagai
salah satu bentuk pembelajaran, dengan demikian temuan ini dapat dipergunakan
dalam proses belajar mengajar PAI terutama dalam materi pokok Kisah Para Nabi
dan Rasul, sehingga keberhasilannya dapat diukur dengan adanya siswa dapat
mengikuti tauladan yang disyari’atkan oleh Para Rasul tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TENTANG UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI DENGAN MATERI KISAH PARA NABI
MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS IV SD
A.
Pengertian
hasil belajar
Setiap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dapat dipastikan memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Tujuan tersebut berupa terjadinya perubahan dan peningkatan terhadap
beberapa aspek atau kawasan (domain) belajar sebagaimana dijelaskan
Latuheru (2002:35), yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Interpretasi
terhadap tiga aspek sasaran belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Aspek Kognitif,
yaitu meningkatnya intelektual siswa terhadap informasi dan pengetahuan terutama menyangkut penguasaan
materi pelajaran.
b) Aspek Afektif, yaitu terwujudnya karakter dan
kepribadian siswa lebih baik dari sisi sikap, perasaan, dan emosional.
c) Aspek psikomotor,
yaitu meningkatnya kecakapan-kecakapan belajar siswa terhadap satu atau
beberapa keterampilan dasar materi pelajaran.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan pembelajaran adalah untuk meningkatkan
kecakapan siswa terhadap tiga kecakapan utama, yaitu kecakapan kognitif,
kecakapan afektif dan kecakapan psikomotor. Hal ini ditegaskan pula oleh
Sudjana (2009:49) yang menyatakan bahwa ketiga aspek (kognitif, afektif dan
psikomotor) tersebut tidak dapat berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan satu
kesatuan, dan harus dipandang sebagai sasaran hasil belajar. Sedangkan
Tirtaraharja dan La Sulo (2005:25) menegaskan pengembangan dan peningkatan
ketiganya harus mendapatkan porsi yang seimbang, pengutamaan aspek kognitif
dengan mengabaikan aspek afektif hanya akan mencipitakan orang-orang pintar
yang tidak berwatak.
Ketiga kecakapan yang
ditingkatkan tersebut selanjutnya terwujud pada apa yang disebut sebagai hasil
belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir (umumnya dinyatakan dalam bentuk
nilai belajar) yang diperoleh siswa terhadap serangkaian kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru baik evaluasi harian, tengah semester maupun evaluasi akhir
semester. Dimaksudkan untuk mengukur sejauhmana penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran yang telah diberikan. Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka
siswa dapat diklasifikasikan prestasi belajarnya apakah berada pada kategori
sangat baik, baik, sedang, cukup, atau kurang sesuai dengan standar penilaian
yang digunakan di sekolah atau guru mata pelajaran itu sendiri.
B. Pengertian Metode Sosiodrama
Metode mengajar
merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran
karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam upaya membentuk
kemampuan siswa yang diperlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang
efektif. Penggunaan metode mengajar harus dapat
menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa dengan guru
sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan dengan maksimal. Oleh karena itu,
dalam memilih dan menerapkan metode mengajar guru harus mengutamakan
efektivitas dalam melakukan proses pembelajaran maupun memperoleh hasil
belajar.
Salah satu
tugas guru adalah membentuk anak didik untuk bisa berlaku sebagaimana yang
dilakukan oleh orang lain. Berbagai bentuk permainan, cerita-cerita sejarah,
biografi, maupun cerita-cerita yang lain dapat membantu anak didik untuk
mencapai keterampilan tersebut. Bercerita tentang apa yang dirasakan orang lain
terkadang ada manfaatnya. Guru yang telah berhasil menggunakan metode
sosiodrama akan beranggapan bahwa metode tersebut lebih baik disbanding dengan
metode-metode lain.
Sosio drama disebut
juga dengan istilah role playing adalah permainan yang dilakukan oleh anak
didik satu situasi. Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan bermain
peranan ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan
topik-topik lainnya. Dalam pelajaran sejarah, misalnya guru ingin menggambarkan
kisah Nabi Ibrahim AS, ketika beliau terlahir pada zaman Raja yang kejam dan
menyembah berhala yaitu Namruzh. Kisah tersebut tentu amat menarik jika
disajikan melalui metode sosiodrma dan bermain peranan. Sebab siswa disamping
mengetahui proses perjalannya Nabi Ibrahim AS dari mulai kecil sampai akhirnya
diangkat menjadi Nabi dan Rasul, juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang
terkandung dalam kisah tersebut.
Istilah sosiodrama (role playing) dalam
metode merupakan dua istilah ganda bagi metode pembelajaran sosiodrama maupun
metode bermain peran, karena tergolong dalam model pembelajaran simulasi,
sehingga di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan
silih berganti. Metode simulasi (Role Playing) adalah suatu cara
mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan
sosial (Sudjana, 2009:89). Pada metode sosiodrama (role playing) ini,
proses pembelajaran ditekankan pada keterlibatan emosional dan pengamatan
indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, baik guru
maupun siswa. Kedua istilah ini (role playing dan bermain peran),
kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanya, kedua metode
tersebut tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat
dan Metode Penelitian
Tempat yang akan
dijadikan bahan penelitian, bertempat di SD Negeri Kalihurip I yang
beralamat, Kp. Kamuning Ds.
Kalihurip Kec. Cikampek Kab. Karawang.
Dan metode yang
akan dipakai adalah Metode Penelitian Kualitatif, karena tujuannya untuk memahami (to understand)
fenomena atau gejala masalah dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang
lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi
variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah hasil dari penelitian
ini menjadi tolak ukur atas keberhasilan Strategi Guru terhadap hasil belajar siswa yang kemudian
dapat menjadi sampel bagi yang lainnya.
B. Subjek Penelitian
Subjek
yang akan dijadikan penelitian adalah Siswa Kelas IV SD Negeri Kalihurip I Kecamatan Cikampek Karawang, dengan jumlah
keseluruhan siswa kelas IV yang berada
di SD Negeri Kalihurip I Kecamatan
Cikampek Karawang sebanyak 40 siswa.
C.
Waktu
Pelaksanaan
Waktu
pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2013 sampai dengan
30 Juli 2013.
D. Data
dan Sumber Data
Sumber data adalah siswa kelas IV SDN Kalihurip I dan tim
peneliti. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif
berasal dari hasil pengamatan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI melalui
metode sosiodrama.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pertama
diadakan tes awal untuk mendapatkan data pendukung yang akurat sehingga
mempunyai dasar yang kuat untuk melaksanakan penelitian. Langkah selanjutnya
adalah menyiapkan segala perangkat yang akan digunakan selama penelitian
berlangsung, seperti pembuatan perangkat pembelajaran, Rencana Pembelajaran,
Lembar Kerja Siswa untuk setiap pertemuan, dan beberapa instrumen lain seperti
lembar tes, observasi, analisis, pedoman wawancara, catatan lapangan dan menyiapkan
scenario cerita yang akan dipraktekan oleh siswa.
F.
Teknik
Analisis Data
Data dianalisis berdasarkan
perubahan setiap siklus tentang keterampilan siswa dalam membuat kalimat yang
runtut. Hasil analisis refleksi pertama, yang berasal dari jurnal dan observasi
kelas digunakan sebagai acuan untuk menentukan tahapan siklus berikutnya.
Siklus berikutnya diharapkan ada peningkatan/perubahan tingkah laku maupun
kreatifitas dalam hal membuat kalimat.
G. Biaya Penelitian
1. Honorarium peneliti Rp.
300.000,-
2. Bahan habis pakai
a. 2 rim kertas hvs@Rp.30.000 Rp. 60.000,-
b. Alat tulis Rp. 50.000,-
c. Fotocopy Rp.
100.000,-
d. Alat-alat penelitian Rp. 200.000,-
3. Konsumsi Rp.
150.000,-
Jumlah total Rp.
860.000,-
H.
Personalia Penelitian
a). Identitas KBM yang diamati
1.
Nama Sekolah : SDN
Kalihurip I
2.
Alamat Sekolah :
Kamuning, Kalihurip-Cikampek
3.
Nama Guru :
MUKIN
4.
Mata Pelajaran :
Pendidikan Agama
5.
Materi :
Membuat kalimat tanya
6.
Kelas/Semester : IV
/ I
7.
Hari/Tanggal :
Senin , 19 Pebruari 2013
8.
Waktu :
70 menit
b.
Identitas Pengamat
1. Nama : Ely Solichatin
2. Guru kelas : IV ( Empat )
3.
Nama Pengamat II : MARSIH
4.
Jabatan :
Kepala Sekolah
H. Rencana Tindakan
Peneliti
melakukannya dalam setiap minggunya
sehingga benar-benar diharapkan mampu membimbing mereka secara intensif. Dari
setiap pertemuan dibahas materi yang cukup menarik dan menyenangkan, tentunya
dengan menggunakan media dan teknologi, sehingga dengan tanpa paksaan mereka
akan hadir pada pertemuan berikutnya.
BAB IV
PENUTUP
Kegiatan
belajar mengajar yang efektif dan efisien adalah memang harapan kita semua,
oleh karena itu kita sebagai seorang guru dituntut untuk bisa memanfaatkan
segala media dan strategi yang ada agar segala tujuan yang kita harapkan akan
tercapai. Bahkan kita mampu mewujudkan apa yang tertuang dalam Undang-undang
sebagai Tujuan Pendidikan Nasional.
Selain
itu memupuk dan menumbuhkan minat belajar siswa yang pada saat-saat ini sudah
mulai pudar, karena mereka malah lebih senang dengan permainan-permainan yang
pada dasarnya kurang mendidik.
selanjutnya,
proposal PTK ini pasti banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis akan
menerima setiap masukan atau arahan dari rekan-rekan pembaca, agar proposal ini
dapat lebih baik dari ini.
Semoga
proposal PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis bersama rekan-rekan khususnya,
umumnya bagi semua pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006.
Latuheru, John, D, Media Pembelajaran
( Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini ), Ujung Pandang, Badan Penerbit
UNM, 2002.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Alge Sindo, 2009.
Tarigan, Henry
Guntur. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa,Bandung: Penerbit
Angkasa, 2004.
Tirta Raharja, Umar dan Sulo La Lipu, Pengantar
Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar